Pengalaman Menemukan Sumber Artikel

Pada kesempatan yang lalu kita telah membahas masalah pentingnya menulis target yang ingin dicapai. Kini, saya ingin berbagi pengalaman menemukan sumber artikel. Sebuah pengalaman berharga yang sangat membantu sehingga saya tak lagi melakukan cara mudah membuat artikel yang ilegal yakni copy paste.

Secara umum, blogger pemula ingin segera melihat statistik kunjungan blog meningkat, banyak dikunjungi pengguna internet padahal blog mereka yang baru lahir hanya berisi segelintir artikel. Alhasil, mereka ingin memperbanyak artikel secara instan (dengan sedikit usaha). Mereka pun memutuskan untuk melakukan copy paste artikel milik orang lain.

Demikian halnya dengan saya saat awal terjun di dunia blogging. Ketika iseng berselancar di dunia maya dan terdampar di sebuah artikel suatu blog yang bagus dan bermanfaat, segera saya copy paste dan publish di blog pribadi, kebetulan saya punya sebuah general blog. Tapi tak pernah lupa, sebagai blogger copas yang tau diri saya selalu mencantumkan link sumber artikel.

Suatu saat saya menemukan artikel yang menarik dan sangat menggoda saya untuk membagikan artikel tersebut di blog saya. Apalagi si pemilik blog mempersilahkan agar artikelnya disebarluaskan. Tanpa pikir panjang artikel itu segera saya kopas. Tetapi saya mendadak bingung karena di bawah artikel yang saya kopas itu terdapat link sumber dari artikel dan ternyata mengarah ke blog yang lain.

Link pada artikel itu mengantar saya pada blog kedua. Ternyata isi artikel di blog kedua 100% mirip dengan blog pertama. Bahkan tulisan dan ejaan yang salah pun juga sama. Eh, di bawah tulisan di akhir artikel juga ada link sumber. Link tersebut membawa saya ke blog ketiga yang ternyata juga sama saja. Ya ampuuunn...

Singkat ceritanya, saya berniat copy paste artikel di blog A yang 100% copas dari blog B, blog B hasil copas dari blog C dan seterusnya. Bisa jadi ini adalah rantai artikel copas terpanjang yang pernah saya temukan.

Pengalaman ini membuat saya mengurungkan niat untuk meng-kopas-nya . Menurut saya, semakin banyak duplicat content akan membuat pengguna internet kesal karena telah membuka beberapa blog berbeda untuk mencari informasi ternyata isi artikel bahkan tulisan dan ejaan artikel di blog-blog tersebut sama. Bisa jadi, meski blog kita akhirnya muncul di halaman satu hasil pencarian google, pengguna internet akan mengabaikan blog kita karena blog kita sudah dicap sebagai blog copy paste yang tidak unik sehingga wajib dihindari.

Sejak saat itu saya menghentikan kebiasaan buruk copy paste artikel dan terus berusaha menulis artikel sendiri. Selalu mengingat kata pepatah “Ala bisa karena biasa...”


5 komentar:

  1. gak kelihatan sist tulisannya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. maksudnya mbak? font size postingannya kurang besar gitu?
      btw, makasi dah berkunjung...

      Hapus
  2. setuju sekali sista, sejelek apapun artikel kita jika itu karya sendiri bangga deh rasanya, hehehe :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak indri... lama kelamaan pasti kualitas tulisan kita akan semakin baik...
      makasi atas kunjungannya... sering2 mampir ke sini ya mbak...

      Hapus
  3. saya juga mula menulis artikel-artikel sederhana di DotAbdurahman..

    BalasHapus